Pengalihan pengelolaan Sekolah Menengah Kejuruan) pada tahun 2017 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur berdampak pada banyak hal. Salah satunya perluadanya media untuk komunikasi. Infrastruktur teknologi informasi (TI) pada SMK merupakan jembatan penghubung antar SMK dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Sarana TI dapat mempersingkat dan mengefektifkan komunikasi antara Dinas Pendidikan dan SMK yang tersebar di berbagai daerah. Untuk mengetahui keadaan infrastruktur TI di SMK se Kabupaten Madiun perlu adanya upaya pengukuran tingkat kematangan infrastruktur TI di SMK. Salah satu framework evaluasi tatakelola TI yang populer digunakan adalah COBIT. Dengan pedoman framework COBIT dapat menilai kondisi saat ini, serta harapan apa yang akan dicapai. Dari hasil kesenjangan (gap) tersebut akan digunakan sebagai dasar dilakukan rekomendasi perbaikan terhadap tahapan apa yang belum sesuai dengan harapan. Hasil dari tingkat kematangan pengelolaan infrastruktur TI di SMK pada masing-masing sekolah ratarata saat pada sub domain AI3 berada pada tingkat 2, sedangkan sub domain AI5 berada pada tingkat 1.Adapun keadaan pada sub domain AI3 adalah masih sebagian pihak yang peduli terkait pentingnya kebijakan infrastruktur TI, tanggungjawab mengenai pengelola infrastruktur masih sebatas intuisi individu, serta belum adanya pengukuran hasil tujuan apakah sudah tercapai. Sedangkan sub domain AI5 adalah pihak manajemen sudah mulai mengidentifikasi prosedur kerjasama dengan pihak pemasok prasarana TI, adanya kriteria standar bagi pemilihan calon pemasok prasaran TI, serta terdapat tujuan mendasar manajemen kontrak pemasok prasarana TI.