Pendistribusian aliran air dari artesis sumur bor ke rumah penduduk dipengaruhi oleh infrastruktur. Semakin banyak rumah yang dialiri air maka semakin berkurangnya jumlah pasokan air tiap rumah. Semakin banyak pipa yang digunakan maka biaya infrastruktur semakin mahal. Permasalahan ini terjadi pada daerah Jubung. Permasalahan ini dapat diselesaikan melalui rekomendasi pengambilan keputusan optimasi pencarian jalur terpendek rute aliran air. Permasalahan ini termasuk permasalahan dalam minimum Spanning Tree. Penelitian ini menggunakan metode jaringan atau network pada bidang riset operasi dengan mengimplementasikan teori graf melalui algoritma kruskal. Langkah awal adalah menentukan node dan sisi. Node merepresentasikan rumah penduduk dan busur merepresentasikan pipa penghubung antar rumah. Algoritma kruskal dipilih karena algoritma kruskal berfokus pada sisi dan graf tidak lengkap. Fokus pada penelitian ini adalah optimasi panjang pipa penghubung yang direpresentasikan dengan sisi. Pada gambar peta infrastruktur pipa yang telah dibangun diketahui bahwa gambar tersebut merupakan graf tidak lengkap karena ada beberapa node yang tidak saling terhubung semua hal ini karena disesuaikan dengan kontur tanah yang tidak memungkinkan dilalui pipa. Hasil perhitungan ini adalah ada beberapa jalur yang dirubah terutama sisi penghubung node 1-4, 4-12, 19-20, 21-6 ditiadakan karena membentuk siklus. Hasil penggunaan pipa sebelum menggunakan algoritma kruskal adalah Rp.11.936.500 dengan panjang 340 meter dan setelah menggunakan algoritma kruskal adalah Rp.7.535.500 dengan panjang 201,5 meter sehingga dapat menghemat Rp.4.401.000.