Hambatan pendengaran pada anak tunarungu menjadikan anak tunarungu memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi secara verbal (lisan dan tulisan).Dari hasil wawancara pada salah satu guru pengajar siswa tunarungu di SLBN - A Citeureup Cimahi menyatakan siswa tunarungu masih kesulitan dalam penyusunan kosa kata bahasa Indonesia, hal itu karena sejak kecil siswa tunarungu mengalami hambatan pendengaran sedangkan input bahasa yang diperoleh dari lingkungan mengandalkan indera auditori dalam penyampaiannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang dan mengembangkan sebuah metode pembelajaran yang bersifat visual dan menarik dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi seperti aplikasi media pembelajaran berbasis teknologi dan kreatif serta inovatif yang dapat membantu guru dalam menyampaikan materi dan siswa tunarungu memahami tentang pola kalimat Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah Metodologi Multimedia Depelovment Life cycle (MDLC).Diantara tahap-tahap MDLC adalah (1) Concept, menentukan tujuan dan siapa pengguna program. (2) Design, yaitu tahap pembuatan mengenai program, tampilan, dan kebutuhan material untuk program. (3) Material Collecting, yaitu tahap pengumpulan bahan sesuai dengan kebutuhan bahan yang dikerjakan.(4) Assembly, yaitu tahap pembuatan multimedia. (5)Testing, yaitu tahap pengujian program dan pengujian kepada ahli materi serta ahli media. (6) Distribution, yaitu tahap evaluasi produk kepada subyek. Dengan dikembangkannya aplikasi multimedia pembelajaran Bahasa Indonesia dalam membantu proses belajar mengajar dapat disimpulkan bahwa metode tersebut cocok diterapkan pada siswa tunarungu di SLBN - A Citeureup Cimahi, terbukti dengan adanya hasil pengujian User Acceptance Test (UAT) dengan persentase sebesar 90,5 %.