Dalam penelitian ini membandingan dua metode dalam pengambilan keputusan kelayakan pemberian kredit motor yaitu Analitical Hierarchy Process (AHP) dan metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk mengetahui bobot nilai akurasi dalam kelayakan pemberian kredit motor. Hasil berdasarkan Matrik Faktor Pembobotan Hirarki dengan AHP Untuk Semua Kritera yang dinormalkan pembobotan hirarki untuk semua kriteria dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah total pada kolom yang bersangkutan, maka akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata nilai bobot relatif untuk tiap baris menunjukan bahwa kriteria yang paling penting bagi nasabah yang ingin mengajukan pengajuan kredit. Penghasilan dengan bobot 0,649 atau 64,9 %, kemudian disusul Kartu keluarga dengan nilai bobot 0,088 atau 8,8 %, dan Domisili adalah 0,21 atau 21 % . Sedangkan Hasil berdasarkan perengkingan menggunakan metode SAW Untuk Semua Kritera yang dinormalkan pembobotannya adalah didapatkan hasil perankingn V1 merupakan peringkat pertama karena memiliki nilai yang lebih besar dari nilai yang lain sebesar 1.03 dimana V1 merupakan nilai preferensi dari alternatif A1, sehingga A1 dalam kasus ini Yogi Danuarta yang menjadi alternatif terbaik atau Calon nasabah yang terpilih untuk mendapatkan kredit motor.