Lembar Kinerja Operator dapat digunakan sebagai standar untuk untuk menentukan kualitas kinerja operator. Kinerja layanan operator merupakan ujung tombak dalam meningkatkan jumlah pelanggan yang menggunakan produk, dimana operator tersebut berhubungan langsung dengan pelanggan untuk mengatasi dan membantu permasalahan yang dihadapi oleh pelanggan. Adapun masalah yang terdapat pada Intansi jaringan telekomunikasi adalah belum adanya penentuan standar kualitas kinerja operator caroline officer inbond 188 yang tersistem dan masih menggunakan cara konvensional dan menggunakan indikator yang tidak jelas dan bersifat subjektif. Dimana dengan cara tersebut sangat beresiko terjadi kesalahan dalam menilai kinerja operator yang tepat ditambah keterkaitan emosional dan hubungan kekeluargaan sering menjadi faktor yang sangat mempengaruhi hasil dalam penilaian kinerja operator. Dari permasalahan ini dibutuhkan model rekam jejak operator yang terekam dalam Lembar Kinerja Operator (LKO) sebagai model sistem pendukung keputusan dalam melakukan proses penilaian kinerja operator caroline officer inbond 188 dengan menggunakan metode AHP dan SMART. Model Sistem Pendukung Keputusan dengan kombinasi penerapan dua metode yaitu AHP dan SMART, dimana AHP digunakan untuk menormalisasi bobot kriteria yang dijadikan sebagai indicator dalam pemilihan operator terbaik berdasarkan Lembar Kinerja Operator yang terekan dalam Rekam Jejak Kinerja Operator dan proses perangkingan dengan menggunakan penerapan metode SMART dengan cara mencari nilai utility berdasarkan sebelas kriteria yang dibagi menjadi dua bagian yaitu 2 kriteria biaya dan 11 kriteria keuntungan, dimana hasilnya akan dipadukan dengan bobot kriteria dari penerpan metode AHP. Model ini dapat dijadikan sebagai tahapan atau langkah-langkah serta rekomendasi kepada pihak instansi khususnya pimpinan untuk melakukan proses pemilihan operator caroline officer inbond 88 terbaik.