Abstrak—Penundaan pemilihan umum (pemilu) Indonesia
menjadi isu terhangat dan kontroversial baru-baru ini. Isu ini
dilontarkan pertama kali oleh ketua umum PKB, Muhaimin
Iskandar setelah menerima pelaku UMKM, pengusaha dan para
analis ekonomi di ruang Delegasi DPR RI, Nusantara III,
Jakarta pada Rabu, 23 Februari 2022. Isu penundaan pemilu ini
menyebabkan sentimen publik terpecah menjadi tiga, yaitu
sentimen negatif, netral, dan positif. Untuk mengetahui
persentase sentimen terbesar, diperlukan suatu analisis sentimen
terhadap data cuitan twitter pada periode waktu 1 Januari 2022

sampai dengan saat penelitian ini dilakukan (27 Mei 2022).
Penelitian ini diharapkan dapat memetakan analisis sentimen
sebelum Muhaimin Iskandar mengutarakan isu (31.831 data
cuitan) dan setelah Muhaimin Iskandar mengutarakan isu
(151.538 data cuitan) dengan menggunakan model Naive Bayes
Classifier. Analisis sentimen di durasi waktu sebelum Muhaimin
Iskandar mengutarakan isu diperlukan untuk menguji, apakah
klaim penundaan pemilu adalah hal yang benar-benar
diinginkan oleh rakyat. Sedangkan analisis sentimen di durasi
waktu setelah Muhaimin Iskandar mengutarakan isu perlu
dilakukan untuk melihat polarisasi di twitter, seberapa besar
dukungan maupun penolakan terhadap isu tersebut. Hasil dari
pelatihan diperoleh nilai precision 98%, recall 100%, f1-score
99% untuk sentimen negatif, precision 100%, recall 94%, f1-
score 96,9% untuk sentimen netral, precision 96,1%, recall
100%, f1-score 98% untuk sentimen positif. Wordcloud yang
dihasilkan menunjukkan masyarakat baru membahas isu
penundaan pemilu setelah Muhaimin mengutarakan isu tersebut.
Sementara hasil prediksi sentimen terhadap isu penundaan
pemilu menggunakan data pasca isu dilontarkan oleh Muhaimin
cenderung menunjukkan sentimen positif sebesar 60.442 cuitan
unik, dengan 58.873 cuitan unik yang menunjukan sentimen
negatif, sedangkan sisanya, yaitu sebesar 32.223 menunjukkan
sentimen netral.