Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas dua metode diagnostik dalam mengidentifikasi penyakit Von Hippel-Lindau (VHL), yaitu Teorema Bayes dan Certainty Factor. VHL adalah penyakit langka yang memengaruhi organ-organ seperti otak, mata, dan ginjal. Kesehatan adalah aset berharga bagi manusia, dan seringkali diperlukan bantuan dari dokter ahli untuk mendiagnosa penyakit yang kompleks seperti VHL. Dalam era teknologi modern, penggabungan ilmu kedokteran dengan kecerdasan buatan telah memberikan dorongan baru dalam pengembangan sistem pakar untuk mendukung diagnosis medis yang lebih cepat dan akurat. Metode Teorema Bayes adalah teknik statistik yang digunakan untuk menghitung tingkat kepastian dalam data medis. Ini membantu dalam mengukur probabilitas apakah seseorang memiliki VHL atau tidak. Di sisi lain, Certainty Factor adalah metode lain yang mengukur tingkat keyakinan dalam mendiagnosa penyakit dengan menggunakan metrik tertentu, seperti seberapa pasti gejala berkaitan dengan penyakit tersebut. Penelitian ini akan melakukan uji coba terhadap kedua metode tersebut dengan menggunakan data medis dan kasus VHL yang sudah ada. Kami akan membandingkan tingkat akurasi, efisiensi, dan kecepatan kedua metode ini dalam mendiagnosa VHL. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga tentang mana metode yang lebih baik digunakan dalam mendukung diagnosis VHL. Penerapan sistem pakar dalam dunia kedokteran sangat penting karena dapat membantu dokter dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan sistem pakar medis yang lebih canggih dan akurat, yang pada gilirannya akan meningkatkan perawatan dan prognosis pasien dengan penyakit VHL dan penyakit lainnya. Dengan demikian, penelitian ini memiliki dampak potensial yang signifikan dalam bidang kesehatan dan ilmu komputer. Hasil dari penelitian ini adalah dua metode dalam mendiagnosis penyakit Von Hippel-Lindau: "Certainty Factor" dengan tingkat kepastian 97,44%, dan "Teorema Bayes" dengan tingkat kepastian 41,22%. Ini memberikan pandangan tentang efektivitas relatif kedua metode tersebut dalam mendiagnosis penyakit tersebut, dengan "Certainty Factor" tampaknya lebih andal.