Penyaluran listrik seringkali menghadapi masalah, salah satunya adalah gangguan pada box kubikel 20 kV yang disebabkan oleh korona akibat perubahan suhu dan kondensasi. Korona adalah fenomena pelepasan cahaya samara tau kelepasan yang terlihat yang terjadi di sekitar penghantar yang diberi daya. Gangguan ini dapat menyebabkan busur api antara isolator dan bagian bertegangan. Salah satu solusi yang harus dilakukan yaitu menggunakan heater dan exhaust fan untuk menjaga suhu dan kelembaban. Penelitian ini mengusulkan prototipe untuk memantau suhu dan mengendalikan heater serta exhaust fan secara otomatis. Sensor yang terintegrasi membantu memonitor suhu dalam box kubikel. Dengan menggunakan sensor suhu (DHT 22) menunjukkan akurasi tinggi, dan sensor arus (SCT 013) sesuai untuk exhaust fan dan heater. Pada saat sensor ready, maka sensor DHT 22 akan membaca suhu yang ada di ruangan. Jika suhu yang terbaca melebihi 40°C, maka exhaust fan akan menyala untuk membuang udara panas dalam box kubikel, sedangkan jika suhu dibawah 40°C heater akan menyala. Apabila suhu yang terdeteksi melebihi 43°C, dan exhaust fan tidak menyala akan timbul notifikasi pada Blynk unutk segera melakukan pemeriksaan pada exhaust fan karena error. Sedangkan apabila suhu mendeteksi box kubikel dibawah suhu 37°C, maka akan muncul notifikasi heater error. Sensor arus SCT 013 akan mendeteksi besarnya arus yang mengalir pada exhaust fan dan heater dengan bantuan Esp32 sebagai mikrokontroler. Prototipe ini memanfaatkan teknologi LoRa untuk komunikasi jarak jauh dan mengirim notifikasi melalui aplikasi Blynk. Sehingga alat ini nanti dapat membantu operator memonitor dan mengendalikan suhu box kubikel secara efektif.