Pada malam harinya, Ranta diam-diam pergi untuk mencuri bibit karet tersebut. Ketika pagi tiba, istri Ranta menemukan dua pemikul singkong tidur di beranda pondoknya dan mempersilakan mereka untuk mandi serta memberikan singkong sebagai ucapan terima kasih1. Juragan Musa kemudian datang untuk mengambil hasil curian Ranta, tetapi malah menyiksa dan mencaci Ranta.

Ranta, Ireng, dan dua pemikul singkong kemudian melaporkan tindakan Juragan Musa kepada Komandan Banten Selatan. Setelah menerima laporan tersebut, komandan mendatangi rumah Juragan Musa dan menemukan bukti bahwa Juragan Musa memiliki hubungan dengan tentara Darul Islam1. Cerita ini menggambarkan kehidupan masyarakat yang tertindas dan perjuangan mereka melawan ketidakadilan