Produktifitas kayu putih pada negara.Indonesia termasuk dalam kelompok produktifitas rendah, kurangnya bahan baku yang mengakibatkan defisit produksi kayu putih menjadi penyebab hal ini. Sementara itu permintaan pasar semakin meningkat. Besarnya luas lahan yang ada pada daerah Kabupaten Cilacap tidak diimbangi pemanfaatannya, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai pemanfaatan lahan potensial. Lahan kayu putih yang ada selama ini seringkali ditemui kurang didalam pemanfaatan apabila dilihat dari sisi hasil. Hal ini dikarenakan dalam proses pemilihan lahan yang akan dikelola dibutuhkan beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Terdapat 5 kriteria lahan, yakni lahan “S1 (Sangat Sesuai), S2 (Cukup Sesuai), S3 (sesuai marginal), N1 (tidak sesuai saat ini) dan N (tidak sesuai selamanya). “ Selain itu terdapat 7 kriteria yang akan digunakan dalam pengolahan data lahan. Melihat banyaknya variabel yang digunakan dalam penelitian, metode pendukung keputusan dirasa dapat digunakan dalam menentukan kesesuaian lahan salah satunya adalah dengan metode SMARTER. Pemilihan metode dikarenakan penentuan kesesuaian lahan kayu putih diproses dengan “pembobotan rank order centroid (ROC) “ dimana kriteria yang ada memiliki bobot berdasarkan tingkat prioritas disesuaikan dengan proses perangkingan. Dari 84 data yang diolah didapatkan hasil bahwa sekitar 98% atau 83 data menyatakan bahwa daerah kabupaten Cilacap termasuk dalam range kesesuaian S2 (Cukup Sesuai). Selain itu, berdasar hasil pengujian akurasi yang dilakukan didapat prosentase akurasi sebesar 80,95%. Melihat tingginya prosentase tersebut, maka sistem pendukung keputusan dengan metode SMARTER layak untuk digunakan sebagai penentuan kesesuaian lahan tanaman kayu putih.