Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor penting dari Indonesia dan berperan sebagai salah satu sumber devisa negara. Salah satu faktor penting dalam perkembangan produksi kopi adalah luas lahan tanaman. Oleh sebab itu ketersediaan lahan tanaman kopi di Indonesia perlu dijaga untuk keberlangsungan produksi kopi saat ini maupun di masa yang akan datang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat potensi perkembangan luas tanaman kopi di pulau Sumatera. Hal ini karena pulau Sumatera merupakan penghasil kopi terbesar di Indonesia, sehingga informasi tentang potensi perkembangan luas tanaman ini perlu diketahui sedini mungkin khususnya bagi dinas pertanian/perkebunan dan bagi para petani kopi, agar hasil produksi kopi dapat terus terjaga. Algoritma yang diusulkan pada penelitian ini adalah algoritma Broyden Fletcher Goldfarb Shanno (BFGS) Quasi-Newton yang dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah prediksi (peramalan) data. Penelitian ini menggunakan dataset luas tanaman kopi yang bersumber dari Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2012-2021. Penelitian ini di analisis menggunakan 3 (tiga) model jaringan jaringan (4-9-1, 4-18-1, dan 4-27-1). Berdasarkan analisis diperoleh hasil model 4-18-1 sebagai jaringan terbaik dengan akurasi 100% dengan MSE pengujian yang paling kecil, yakni sebesar 0,00036764820. Sedangkan berdasarkan prediksi yang dilakukan menggunakan jaringan terbaik (prediksi 2022 dan 2023), luas lahan tanaman kopi sedikit mengalami penurunan. Sehingga hal ini perlu mendapat perhatian yang serius oleh pemerintah provinsi masing-masing.